MAKALAH
PENDIDIKAN
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Anak
dengan Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) dan Hiperaktivitas
Dosen
: Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A
![]() |
ANGGOTA
KELOMPOK :
1. Arin
Dwi Rahmawati (111134098)
2. Felix
Prastiyan Budi Sunarno (111134227)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
1.
Definisi
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif
Anak
dengan GPPH tidak mampu memusatkan perhatiannya selama jangka waktu yang cukup
lama, misalnya beberapa menit. Ia tidak dapat berkonsentrasi selama lebih dari
beberapa menit. Perhatiannya mudah teralihkan. Rentang waktu pemusatan
perhatian yang singkat, kemampuan menyimak yang rendah merupakan gejala kunci
dari GPPH. Perhatian GPPH tidak
memperhatikan hal yang rinci (detail), ia membuat kesalahan karena tidak
hati-hati dengan pekerjaan sekolah atau tugas lain. Pekerjaannya sering
berantakan dan dilakukan secara sembrono tanpa dipikir dengan baik. Penderita
sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian pada tugas atau pada
kegiatan bermain dan merasa sulit untuk bertahan dengan tugasnya sampai
selesai. Sering ia berpindah dari kegiatan yang satu ke kegiatan yang lain
sebelum selesai. Tugas yang membutuhkan perhatian mental yang terus menerus
dirasakan tidak menyenangkan. Penderita GPPH mudah teralih perhatiannya oleh
stimulus ynag tidak relevan dan sering terputus tugas yang dilakukan untuk
memperhatikan hal yang sepele, misalnya bunyi klakson mobil di jalanan atau
pembicaraan orang lain disekitarnya. Mereka sering lupa dengan aktivitas
sehari-hari, misalnya membawa makan siangnya kesekolah. Pada lingkungan situasi
sosial, inatensi dapat berupa sering berpindah-pindah topik omongan, tidak
mendengarkan orang lain, tidak ada perhatian konversasi yang sedang
berlangsung. Tidak mengikuti rincian aturan permainan atau kegiatan.
Hiperaktivitas dapat bermanifestasi sebagai terus bergerak atau mengeliat di tempat
duduk, tidak dapat tinggal duduk bila diharapkan. Banyak lari atau
memanjat-manjat pada yang bukan tempatnya, misalnya memanjat dikursi. Tidak
dapat bermain dengan tenang, selalu bergerak, banyak bicara, lari di dalam
rumah. Anak sering bangun dari duduknya sewaktu makan, sewaktu menonton TV,
atau waktu membuat pekerjaan rumah, mereka banyak bicara dan berisik sewaktu
aktivitas tenang.
Pada remaja dan orang dewasa, gejala
hiperaktivitas mengambil bentuk merasa gelisah dan sulit ikut serta pada
kegiatan yang tenang.
Inpulsivitas bermanifestasi sebagai
tidak sabar, sulit menangguhkan jawaban, sudah menjawab sebelum pertanyaan
selesai, sulit menunggu giliran, sering menyela atau menerobos pada orang lain,
yang mengakibatkan kesulitan pada kehidupan sosial, kegiatan akademik atau
okupasi. Impulsivitas dapat mengakibatkan kecelakaan, misalnya bertabrakkan
dengan orang lain, memegang panci yang panas, melaksanakan kegiatan yang dapat
membahayakan tanpa mempertimbangkan akibat, misalnya main sepatu roda ditempat
yang padat lalu lintas, atau pada permukaan yang kasar.
Gejala gangguan dapat diminimalkan
atau diredakan bila anak diawasi dengan sangat ketat, di lingkungan yang baru
atau sibuk mengikuti kegiatan yang sangat menarik, diberi hadiah bila berlaku
tenang. Gejala cenderung terjadi bila berada di tengah kelompok, misalnya di
dalam kelas, kelompok bermain, dan lingkungan kerja.
Kesulitan koordinasi motorik halus,
misalnya mengikat tali sepatu, mewarnai gambar atau koordinasi umum seperti
mengendarai sepeda dijumpai pada sekitar setengah GPPH.
2.
Penyebab
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif
Banyak
faktor penyebab yang dipikirkan bagi GPPH, termasuk penyakit struktural otak
atau kemungkinan masalah biokimia. Masalah apakah GPPH dipengaruhi oleh faktor
genetik (keturunan) atau faktor lingkungan belum ada penelitian yang baik
terhadap hal ini. penelitian oleh Willerman 1973, terhadap 93 pasang kembar
dengan kelamin yang serupa memberi kesan adanya korelasi yang bermakna anter
kembar monosigot mungkin disebabkan oleh pengaruh genetik.
Retardasi
pertumbuhan intrauterin, berat badan waktu lahir yang sangat rendah dan
asfiksia perinatal, merupakan faktor yang ada yang diikuti oleh GPPH, termasuk
hiperaktivitas dan gagal sekolah. Toksin intrauterin-ekstrauterin dan trauma
kepala diimplikasikan sebagai kontributor gagal-sekolah dan tingkah laku GPPH.
Toksin intrauterin sering berasosiasi dengan gangguan perilaku mencakup
alkohol, fenitoin, tembakau. Intoksikasi timbal yang kronis dapat menyebabkan
masalah atensi dan bahasa. Penggunaan obat antikonvulsan fenobarbital sering
mempresipitasi perilaku impulsi dan hiperaktif. Sindrom spesifik lain yang dapat menyebabkan GPPH mencakup sindrom
Tourette, sindrom Turner, sindrom Klinefelter, dan hipertiriodisme. Walaupun
cedera otak, zat kimia dan penyakit tertentu dapat menyebabkan perilaku
hiperaktif dan perilaku inatesis (GPPH), pada mayoritas kasusu tidak ditemukan
insult otak, toksin atau sindrom genetik yang dapat menerangkan perilaku anak
yang disinhibisi dan kurang terkontrol. Hal ini nampaknya menunjang teori
etilogi genetik.
Hipotesis
neuroanatomik untuk GPPH mencakup disfungsi diensefalik, reticular activating
system yang hipoaktif, disfungsi limbik, lesi di lombus frontal-sentral, lesi
di daerah kaudatus, lobus parietal dan septum median.
Etiologi GPPH belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli berpendapat
faktor lingkungan dan genetik merupakan penyebab terjadinya GPPH.
Faktor
Lingkungan : Faktor psikososial
yang berpengaruh adalah konflik keluarga, sosial ekonomi keluarga tidak
memadai, jumlah keluarga terlalu besar, orang tua kriminal, orang tua dengan
gangguan jiwa (psikopat) dan anak yang diasuh pada tempat penitipan anak.
Sedangkan riwayat kehamilan yang berpengaruh adalah kehamilan dengan eklamsia,
perdarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir
rendah, ibu merokok dan pecandu alkohol sewaktu hamil. Trauma lahir atau
hipoksi dapat berdampak injury pada otak lobus frontalis dan menjadi penyebab
GPPH. Diduga
GPPH ada hubungannya dengan
mengkonsumsi gula secara berlebihan dan diet pengurangan gula dapat mengurangi
gejala GPPH 5%, sebaliknya mengkonsumsi gula secara berlebihan dapat
meningkatkan hiperaktif, tetapi hal ini tidak signifikan.
Faktor
Genetik: Mutasi gen pengkode
neurotransmiter dan reseptor Dopamin (D2 dan D4) pada kromosom 11p memegang
peranan terjadinya GPPH.Terdapat lima reseptor Dopamin yaitu D1, D2, D3, D4 dan
D5, sedangkan yang berperan terhadap GPPH adalah reseptor D2 dan D4. Neurotransmiter dan reseptor
Dopamin pada korteks lobus frontalis dan subkorteks (ganglia basalis) berperan
terhadap sistem inhibisi dan memori, seh`ingga apabila ada gangguan akan terjadi gangguan inhibisi
dan memori. Di samping Dopamin, gen pengkode sistem noradrenergik dan
serotoninergik terkait dengan patofisiologi terjadinya GPPH. Dua
Gen
reseptor dopamin dan gen DAT telah diidentifikasi kemungkinan berperan dalam
GPPH. Faktor neurologi terlihat berperan
dalam onset GPPH.
3.
Karakteristik
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif
Kriteria
diagnostik bagi GPPH, dikemukakan oleh DSM IV, 1994.
A. Salah
satu dari (1) atau (2) kriteria tersebut di bawah :
(1) Enam
(atau lebih) gejala inatensi berikut telah berlangsung enam bulan atau lebih
pada tingkat sampai menganggu penyesuaian diri dan tidak sesuai dengan
perkembangan.
a) Sering
gagal menyimak pada hal yang rinci atau membuat kesalahan karena tidak cermat
pada pekerjaan sekolah, atau aktivitas lainya.
b) Sering
mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas atau kegiatan bermain.
c) Sering
tampaknya tidak mendengarkan bila kata bicara langsung kepadanya.
d) Sering
tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan pekerjaan sekolah, atau tugas
ditempat bekerja (bukan karena sifat menantang (oposisi) atau karena tidak
memahami instruksi).
e) Sering
mengalami kesulitan mengatur tugas dan kegiatan.
f) Sering
menghindari, tidak menyukai, atau enggan melakukan tugas yang membutuhkan usaha
mental yang cukup lama (seperti pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah).
g) Sering
kehilangan barang yang dibutuhkan untuk tugas atau kegiatan (misalnya mainan,
tugas sekolah, pensil, buku, atau perkakas lainnya).
h) Sering
mudah teralih perhatiannya oleh stilumlus dari luar.
i)
Sering pelupa dalam kegiatan
sehari-hari.
(2) Enam
(atau lebih) gejala hiperaktivitas-implusivitas berikut telah berlangsung
sekurangnya enam bulan pada taraf menganggu penyesuaian dan tidak sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
Hiperaktivitas
a) Sering
bergerak-gerak dengan tangan atau kaki, atau mengeliat bila duduk.
b) Sering
meninggalkan tempat duduknya di dalam kelas atau pada situasi lain dimana
diharapkan dapat duduk lama.
c) Sering
lari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan dimana hal tersebut
tidak pantas (pada remaja dan dewasa mungkin hanya terbatas pada perasaan
gelisah)
d) Sering
mengalami kesulitan bermain atau kegiatan waktu senggang dengan tenang.
e) Sering
bergerak atau bertindak seolah distir oleh motor penggerak.
f) Sering
berbicara berlebihan.
Impulsivitas
g) Sering
mudah memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai.
h) Sering
mengalami kesulitan menunggu giliran.
i)
Sering memotong atau mencela orang lain
(misalnya sewaktu konversasi atau permainan).
B. Beberapa
dari gejala Hiperaktif-Impulsif atau Inatentif yang menyebabkan hendaknya telah
ada sebelum usia 7 tahun.
C. Beberapa
hal yang disebabkan oleh gejala didapatkan pada dua atau lebih keadaan,
misalnya di sekolah (atau di kerjaan) dan di rumah.
D. Harus
ada bukti yang jelas di dapatkan yang berarti dalam berfungsi di lingkungan
(sosial), akademik (sekolah) atau pekejaan.
E. Gejala
tidak terjadi hanya sewaktu perjalanan gangguan perkembangan pervasif,
schizophrenia, atau gangguan psikotik lainnya dan bukan disebabkan oleh
gangguan mental lain (misalnya gangguan suasana hati (mood), gangguan ansietas,
gangguan disosiatif atau gangguan kepribadian).
4.
Rekomendasi
Pendampingan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif
Para peniliti dan praktisi menawarkan beberapa saran
untuk membantu siswa yang mengalami GPPH :
a. Modifikasilah
jadwal siswa dan lingkungan kerja.
Simtom-simtom GPPH
cenderung memburuk dari hari ke hari. Maka idealnya, siswa mendapat mata
pelajaran dan tugas-tugas yang sulit dikerjakan di pagi hari, bukan di sore hari. Selain itu jauhkan meja siswa dari
distraksi (misalnya, jauhkan dari pintu dan jendela, namun jangan terlalu dekat
dengan kawan sekelas) dan dekatkan tempat duduknya dengan guru sehinggan guru
dapat memonitor, meningkatkan atensi, dan prestasi mereka (Barkley, 1998).
b. Ajarkan
strategi mempertahankan atensi.
Siswa yang mengalami
GPPH seringkali terbantu apabila mempelajari strategi-strategi konkrit untuk
mempertahankan atensinya pada tugas yang diberikan (Buchoff,1990). Sebagai
contoh, meminta mereka untuk tetap mengarahkan pandangannya ke kita ketika kita
memberikan arahan dan memberikan informasi baru. Kita juga dapat mendorong
mereka berpindah ketempat duduk baru apabila mereka banyak mengalami distraksi
pandangan ataupun pendengaran di tempat duduk yang sedang ditempati.
c. Berikan
wadah bagi mereka untuk menyalurkan energinya yang berlebihan.
Untuk membantu siswa
agar mengontrol energinya yang berlebihan, kita menyelingi pekerjaan akademik
yang tenang dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan latihan
fisik (Peelleg dan Bohn, 2005; Pfiffner dan Barkley, 1996). Kita juga dapat
memberikan siswa waktu untuk menenangkan diri sebelum meminta mereka terlibat
dalam sebuah aktivitas yang membutuhkan konsentrasi (Peelleg dan Horfart,
1995).
d. Bantulah
siswa mengelola dan menggunakan waktunya secara efektif.
Oleh karena
karakteristik mereka yang tidak perhatian dan hiperaktif, siswa GPPH sering
kali mengalami kesulitan menyelesaikan tugas-tugas harian di kelas. Kita dapat
menunjukkan kepada mereka bagaimana membuat daftar tugas-tugas yang harus
dikerjakan dan membuat jadwal harian yang ditempatkan di atas meja belajar
mereka. Kita juga dapat memecah tugas-tugas besar menjadi lebih sederhana
(sub-tugas) dan menetapkan waktu yang pendek untuk setiap sub-tugas tersebut.
Dan kita juga dapat menyediakan sebuah folder di dalamnya siswa mengirimkan
tugas-tugas PR ke dan dari sekolah (Buchoff, 1990 ; Pfiffner dan Barkley,
1998).
5.
Probabilitas
Kelahiran Penderita Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif
Ditaksir secara
konservatif bahwa sekita 3% anak di Amerika Serikat menderita GPPH sehingga
menganggu kinerjanya di sekolah dasar. Pada sampel di masyarakat rasio pria dan
wanita ialah 3 : 1, namun diantara anak yang dibawa berobat ke klinik
perbandingan pria dan wanita mendekati 10 : 1
Berdasakan
data yang disampaikan Departemen Amerika Serikat tahun 2003,di Amerika Serikat
terdapat 1,46 juta sampai 2,46 juta anak (3% - 5% dari populasi pelajar)
mengalami GPPH (NSCH, 2003). Melalui survei yang dilakukan National Survey of
Children’s Healt (NSCH) di Amerika Serikat, jumlah tersebut terbukti mengalami
peningkatan dalam kurun waktu 2003-2007. Dalam laporan survei tersebut
dijelaskan bahwa dari presentasi anak usia 4-17 tahun yang mengalami GPPH
meningkat dari 7,8% menjadi 9,5% dengan peningkatan 21,8% pada anak usia 4
tahun (Weekly
Report, 2010). Di Indonesia sendiri angka kejadian GPPH masih belum pasti,
meskipun kelainan ini cukup banyak terjadi (Widodo, 2012).
Daftar Pustaka
Lumbangtobing, S.M,. 2001. Anak Dengan Mental
Terbelaka. Jakarta:Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Ormord, Jeanne Ellis. 2008. Sixth Edition
Educational Psyhology Developing Learners. Surabaya:Penerbit Erlangga
JURNAL
NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 237 – 243
GANGGUAN
PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) PADA REMAJA
Diambil dari : pediatrics-undip.com/journal/GPPH%20remaja.docx,
pada tanggal 1 Maret 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar