Selasa, 28 Mei 2013

MAKALAH PABK Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) dan Hiperakivitas


MAKALAH
PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) dan Hiperaktivitas
Dosen : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A


images.jpg
 








                                                     
                                                      ANGGOTA KELOMPOK :
1.      Arin Dwi Rahmawati              (111134098)
2.      Felix Prastiyan Budi Sunarno (111134227)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
1.      Definisi Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif
Anak dengan GPPH tidak mampu memusatkan perhatiannya selama jangka waktu yang cukup lama, misalnya beberapa menit. Ia tidak dapat berkonsentrasi selama lebih dari beberapa menit. Perhatiannya mudah teralihkan. Rentang waktu pemusatan perhatian yang singkat, kemampuan menyimak yang rendah merupakan gejala kunci dari GPPH.  Perhatian GPPH tidak memperhatikan hal yang rinci (detail), ia membuat kesalahan karena tidak hati-hati dengan pekerjaan sekolah atau tugas lain. Pekerjaannya sering berantakan dan dilakukan secara sembrono tanpa dipikir dengan baik. Penderita sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian pada tugas atau pada kegiatan bermain dan merasa sulit untuk bertahan dengan tugasnya sampai selesai. Sering ia berpindah dari kegiatan yang satu ke kegiatan yang lain sebelum selesai. Tugas yang membutuhkan perhatian mental yang terus menerus dirasakan tidak menyenangkan. Penderita GPPH mudah teralih perhatiannya oleh stimulus ynag tidak relevan dan sering terputus tugas yang dilakukan untuk memperhatikan hal yang sepele, misalnya bunyi klakson mobil di jalanan atau pembicaraan orang lain disekitarnya. Mereka sering lupa dengan aktivitas sehari-hari, misalnya membawa makan siangnya kesekolah. Pada lingkungan situasi sosial, inatensi dapat berupa sering berpindah-pindah topik omongan, tidak mendengarkan orang lain, tidak ada perhatian konversasi yang sedang berlangsung. Tidak mengikuti rincian aturan permainan atau kegiatan. Hiperaktivitas dapat bermanifestasi sebagai terus bergerak atau mengeliat di tempat duduk, tidak dapat tinggal duduk bila diharapkan. Banyak lari atau memanjat-manjat pada yang bukan tempatnya, misalnya memanjat dikursi. Tidak dapat bermain dengan tenang, selalu bergerak, banyak bicara, lari di dalam rumah. Anak sering bangun dari duduknya sewaktu makan, sewaktu menonton TV, atau waktu membuat pekerjaan rumah, mereka banyak bicara dan berisik sewaktu aktivitas tenang.
            Pada remaja dan orang dewasa, gejala hiperaktivitas mengambil bentuk merasa gelisah dan sulit ikut serta pada kegiatan yang tenang.
            Inpulsivitas bermanifestasi sebagai tidak sabar, sulit menangguhkan jawaban, sudah menjawab sebelum pertanyaan selesai, sulit menunggu giliran, sering menyela atau menerobos pada orang lain, yang mengakibatkan kesulitan pada kehidupan sosial, kegiatan akademik atau okupasi. Impulsivitas dapat mengakibatkan kecelakaan, misalnya bertabrakkan dengan orang lain, memegang panci yang panas, melaksanakan kegiatan yang dapat membahayakan tanpa mempertimbangkan akibat, misalnya main sepatu roda ditempat yang padat lalu lintas, atau pada permukaan yang kasar.
            Gejala gangguan dapat diminimalkan atau diredakan bila anak diawasi dengan sangat ketat, di lingkungan yang baru atau sibuk mengikuti kegiatan yang sangat menarik, diberi hadiah bila berlaku tenang. Gejala cenderung terjadi bila berada di tengah kelompok, misalnya di dalam kelas, kelompok bermain, dan lingkungan kerja.
            Kesulitan koordinasi motorik halus, misalnya mengikat tali sepatu, mewarnai gambar atau koordinasi umum seperti mengendarai sepeda dijumpai pada sekitar setengah GPPH.
2.      Penyebab Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif
Banyak faktor penyebab yang dipikirkan bagi GPPH, termasuk penyakit struktural otak atau kemungkinan masalah biokimia. Masalah apakah GPPH dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) atau faktor lingkungan belum ada penelitian yang baik terhadap hal ini. penelitian oleh Willerman 1973, terhadap 93 pasang kembar dengan kelamin yang serupa memberi kesan adanya korelasi yang bermakna anter kembar monosigot mungkin disebabkan oleh pengaruh genetik.
Retardasi pertumbuhan intrauterin, berat badan waktu lahir yang sangat rendah dan asfiksia perinatal, merupakan faktor yang ada yang diikuti oleh GPPH, termasuk hiperaktivitas dan gagal sekolah. Toksin intrauterin-ekstrauterin dan trauma kepala diimplikasikan sebagai kontributor gagal-sekolah dan tingkah laku GPPH. Toksin intrauterin sering berasosiasi dengan gangguan perilaku mencakup alkohol, fenitoin, tembakau. Intoksikasi timbal yang kronis dapat menyebabkan masalah atensi dan bahasa. Penggunaan obat antikonvulsan fenobarbital sering mempresipitasi perilaku impulsi dan hiperaktif. Sindrom spesifik lain  yang dapat menyebabkan GPPH mencakup sindrom Tourette, sindrom Turner, sindrom Klinefelter, dan hipertiriodisme. Walaupun cedera otak, zat kimia dan penyakit tertentu dapat menyebabkan perilaku hiperaktif dan perilaku inatesis (GPPH), pada mayoritas kasusu tidak ditemukan insult otak, toksin atau sindrom genetik yang dapat menerangkan perilaku anak yang disinhibisi dan kurang terkontrol. Hal ini nampaknya menunjang teori etilogi genetik.
Hipotesis neuroanatomik untuk GPPH mencakup disfungsi diensefalik, reticular activating system yang hipoaktif, disfungsi limbik, lesi di lombus frontal-sentral, lesi di daerah kaudatus, lobus parietal dan septum median.
Etiologi GPPH belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli berpendapat faktor lingkungan dan genetik merupakan penyebab terjadinya GPPH.
Faktor Lingkungan : Faktor psikososial yang berpengaruh adalah konflik keluarga, sosial ekonomi keluarga tidak memadai, jumlah keluarga terlalu besar, orang tua kriminal, orang tua dengan gangguan jiwa (psikopat) dan anak yang diasuh pada tempat penitipan anak. Sedangkan riwayat kehamilan yang berpengaruh adalah kehamilan dengan eklamsia, perdarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu merokok dan pecandu alkohol sewaktu hamil. Trauma lahir atau hipoksi dapat berdampak injury pada otak lobus frontalis dan menjadi penyebab GPPH. Diduga GPPH ada hubungannya dengan mengkonsumsi gula secara berlebihan dan diet pengurangan gula dapat mengurangi gejala GPPH 5%, sebaliknya mengkonsumsi gula secara berlebihan dapat meningkatkan hiperaktif, tetapi hal ini tidak signifikan.
Faktor Genetik: Mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor Dopamin (D2 dan D4) pada kromosom 11p memegang peranan terjadinya GPPH.Terdapat lima reseptor Dopamin yaitu D1, D2, D3, D4 dan D5, sedangkan yang berperan terhadap GPPH adalah reseptor D2 dan D4. Neurotransmiter dan reseptor Dopamin pada korteks lobus frontalis dan subkorteks (ganglia basalis) berperan terhadap sistem inhibisi dan memori, seh`ingga apabila ada gangguan akan terjadi gangguan inhibisi dan memori. Di samping Dopamin, gen pengkode sistem noradrenergik dan serotoninergik terkait dengan patofisiologi terjadinya GPPH. Dua Gen reseptor dopamin dan gen DAT telah diidentifikasi kemungkinan berperan dalam GPPH.  Faktor neurologi terlihat berperan dalam onset GPPH.   
3.      Karakteristik Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif
Kriteria diagnostik bagi GPPH, dikemukakan oleh DSM IV, 1994.
A.  Salah satu dari (1) atau (2) kriteria tersebut di bawah :
(1)   Enam (atau lebih) gejala inatensi berikut telah berlangsung enam bulan atau lebih pada tingkat sampai menganggu penyesuaian diri dan tidak sesuai dengan perkembangan.
a)      Sering gagal menyimak pada hal yang rinci atau membuat kesalahan karena tidak cermat pada pekerjaan sekolah, atau aktivitas lainya.
b)      Sering mengalami kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas atau kegiatan bermain.
c)      Sering tampaknya tidak mendengarkan bila kata bicara langsung kepadanya.
d)     Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan pekerjaan sekolah, atau tugas ditempat bekerja (bukan karena sifat menantang (oposisi) atau karena tidak memahami instruksi).
e)      Sering mengalami kesulitan mengatur tugas dan kegiatan.
f)       Sering menghindari, tidak menyukai, atau enggan melakukan tugas yang membutuhkan usaha mental yang cukup lama (seperti pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah).
g)      Sering kehilangan barang yang dibutuhkan untuk tugas atau kegiatan (misalnya mainan, tugas sekolah, pensil, buku, atau perkakas lainnya).
h)      Sering mudah teralih perhatiannya oleh stilumlus dari luar.
i)        Sering pelupa dalam kegiatan sehari-hari.
(2)   Enam (atau lebih) gejala hiperaktivitas-implusivitas berikut telah berlangsung sekurangnya enam bulan pada taraf menganggu penyesuaian dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Hiperaktivitas
a)      Sering bergerak-gerak dengan tangan atau kaki, atau mengeliat bila duduk.
b)      Sering meninggalkan tempat duduknya di dalam kelas atau pada situasi lain dimana diharapkan dapat duduk lama.
c)      Sering lari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan dimana hal tersebut tidak pantas (pada remaja dan dewasa mungkin hanya terbatas pada perasaan gelisah)
d)     Sering mengalami kesulitan bermain atau kegiatan waktu senggang dengan tenang.
e)      Sering bergerak atau bertindak seolah distir oleh motor penggerak.
f)       Sering berbicara berlebihan.
Impulsivitas
g)      Sering mudah memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai.
h)      Sering mengalami kesulitan menunggu giliran.
i)        Sering memotong atau mencela orang lain (misalnya sewaktu konversasi atau permainan).
B.  Beberapa dari gejala Hiperaktif-Impulsif atau Inatentif yang menyebabkan hendaknya telah ada sebelum usia 7 tahun.
C.  Beberapa hal yang disebabkan oleh gejala didapatkan pada dua atau lebih keadaan, misalnya di sekolah (atau di kerjaan) dan di rumah.
D.  Harus ada bukti yang jelas di dapatkan yang berarti dalam berfungsi di lingkungan (sosial), akademik (sekolah) atau pekejaan.
E.   Gejala tidak terjadi hanya sewaktu perjalanan gangguan perkembangan pervasif, schizophrenia, atau gangguan psikotik lainnya dan bukan disebabkan oleh gangguan mental lain (misalnya gangguan suasana hati (mood), gangguan ansietas, gangguan disosiatif atau gangguan kepribadian).

4.      Rekomendasi Pendampingan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif

Para peniliti dan praktisi menawarkan beberapa saran untuk membantu siswa yang mengalami GPPH :
a.       Modifikasilah jadwal siswa dan lingkungan kerja.
Simtom-simtom GPPH cenderung memburuk dari hari ke hari. Maka idealnya, siswa mendapat mata pelajaran dan tugas-tugas yang sulit dikerjakan di pagi hari, bukan di  sore hari. Selain itu jauhkan meja siswa dari distraksi (misalnya, jauhkan dari pintu dan jendela, namun jangan terlalu dekat dengan kawan sekelas) dan dekatkan tempat duduknya dengan guru sehinggan guru dapat memonitor, meningkatkan atensi, dan prestasi mereka (Barkley, 1998).
b.      Ajarkan strategi mempertahankan atensi.
Siswa yang mengalami GPPH seringkali terbantu apabila mempelajari strategi-strategi konkrit untuk mempertahankan atensinya pada tugas yang diberikan (Buchoff,1990). Sebagai contoh, meminta mereka untuk tetap mengarahkan pandangannya ke kita ketika kita memberikan arahan dan memberikan informasi baru. Kita juga dapat mendorong mereka berpindah ketempat duduk baru apabila mereka banyak mengalami distraksi pandangan ataupun pendengaran di tempat duduk yang sedang ditempati.
c.       Berikan wadah bagi mereka untuk menyalurkan energinya yang berlebihan.
Untuk membantu siswa agar mengontrol energinya yang berlebihan, kita menyelingi pekerjaan akademik yang tenang dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan latihan fisik (Peelleg dan Bohn, 2005; Pfiffner dan Barkley, 1996). Kita juga dapat memberikan siswa waktu untuk menenangkan diri sebelum meminta mereka terlibat dalam sebuah aktivitas yang membutuhkan konsentrasi (Peelleg dan Horfart, 1995).

d.      Bantulah siswa mengelola dan menggunakan waktunya secara efektif.
Oleh karena karakteristik mereka yang tidak perhatian dan hiperaktif, siswa GPPH sering kali mengalami kesulitan menyelesaikan tugas-tugas harian di kelas. Kita dapat menunjukkan kepada mereka bagaimana membuat daftar tugas-tugas yang harus dikerjakan dan membuat jadwal harian yang ditempatkan di atas meja belajar mereka. Kita juga dapat memecah tugas-tugas besar menjadi lebih sederhana (sub-tugas) dan menetapkan waktu yang pendek untuk setiap sub-tugas tersebut. Dan kita juga dapat menyediakan sebuah folder di dalamnya siswa mengirimkan tugas-tugas PR ke dan dari sekolah (Buchoff, 1990 ; Pfiffner dan Barkley, 1998).

5.      Probabilitas Kelahiran Penderita Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif

Ditaksir secara konservatif bahwa sekita 3% anak di Amerika Serikat menderita GPPH sehingga menganggu kinerjanya di sekolah dasar. Pada sampel di masyarakat rasio pria dan wanita ialah 3 : 1, namun diantara anak yang dibawa berobat ke klinik perbandingan pria dan wanita mendekati 10 : 1
Berdasakan data yang disampaikan Departemen Amerika Serikat tahun 2003,di Amerika Serikat terdapat 1,46 juta sampai 2,46 juta anak (3% - 5% dari populasi pelajar) mengalami GPPH (NSCH, 2003). Melalui survei yang dilakukan National Survey of Children’s Healt (NSCH) di Amerika Serikat, jumlah tersebut terbukti mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2003-2007. Dalam laporan survei tersebut dijelaskan bahwa dari presentasi anak usia 4-17 tahun yang mengalami GPPH meningkat dari 7,8% menjadi 9,5% dengan peningkatan 21,8% pada anak usia 4 tahun (Weekly Report, 2010). Di Indonesia sendiri angka kejadian GPPH masih belum pasti, meskipun kelainan ini cukup banyak terjadi (Widodo, 2012).


Daftar Pustaka
Lumbangtobing, S.M,. 2001. Anak Dengan Mental Terbelaka. Jakarta:Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Ormord, Jeanne Ellis. 2008. Sixth Edition Educational Psyhology Developing Learners. Surabaya:Penerbit Erlangga
JURNAL NURSING STUDIES, Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 237 – 243

Diambil dari : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing, pada tanggal 1 Maret 2013.
GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) PADA REMAJA
Diambil dari : pediatrics-undip.com/journal/GPPH%20remaja.docx, pada tanggal 1 Maret 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar